B Pengertian Amanah. Amanah artinya jujur atau bisa dipercaya, seakar dengan iman. Amanah juga dapat diartikan dengan Al-Wadi'ah (titipan). Sikap Amanah yang ada didalam diri seorang yang beriman muncul karena adanya keimanan yang kokoh didalam hatinya, sehingga seorang beriman yang amanah akan menolak berbagai bentuk perilaku yang bertentangan dengan sikap amanah tersebut.
Alhamdulilllah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Baik, menggolongkan kita kepada hamba-hamba-Nya yang istiqomah di jalan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw. Saudaraku, jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan. Kita tidak memiliki apa-apa jika Alloh Swt. tidak memberi kepada kita. Kita tidak punya apa-apa jika Alloh tidak menghendakinya. Selaiknya sebuah titipan, pasti ada saatnya titipan itu diambil kembali oleh sang pemilik. Dan, juga akan ada saatnya sang pemiliki mempertanyakan apa yang telah terjadi dengan titipannya. Maka, demikian pula dengan titipan Alloh Swt. kepada kita. Rosululloh Saw. bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”HR. Tirmidzi Mata kita, digunakan untuk apa? Apakah untuk membaca dan merenungi tanda-tanda kebesaran Alloh Swt. sehingga makin kuat iman kita kepada-Nya, ataukah justru digunakan untuk bermaksiat? Lisan kita, digunakan untuk apa? Apakah basah dengan dzikir dan ucapan-ucapan yang Alloh ridhoi, ataukan sibuk dengan ucapan dusta dan sia-sia? Demikian juga dengan berbagai hal yang menurut kita adalah milik kita, untuk apakah digunakan, apakah untuk mendekat kepada Alloh atau malah menjauhi-Nya? Maasyaa Alloh.. Setiap segala sesuatu adalah milik Alloh dan akan kembali kepada-Nya. Alloh Swt. berfirman, “Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” QS. Ali Imron [3] 109 Semoga Alloh Swt. senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita senantiasa menyadari bahwa segala kita yang miliki adalah titipan dari Alloh Swt. yang pasti kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk orang yang amanah dalam mengemban amanah tersebut untuk hanya dipergunakan pada urusan-urusan yang Alloh ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. Oleh KH. Abdullah Gymnastiar, Sumber Ayo bagikan sebagai sedekah…
Semua orang di dunia ini adalah tamu, sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi, sedangkan barang titipan harus dikembalikan kepada pemilik"
JAKARTA - KH Ali Yafie dalam bukunya, Menggagas Fiqih Sosial mengatakan, ajaran Islam menempatkan harta benda dalam jajaran lima kemaslahatan dasar. Sebab, harta merupakan salah satu kepentingan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Namun, Islam juga menempatkan harta benda sebagai ujian bagi manusia. Ini seperti ditegaskan surah Al-Taghaabun ayat 15, yang artinya, "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu ...." Di satu sisi, hak kepemilikan seseorang atas harta benda tetap dihormati dan dilindungi. Akan tetapi, di sisi lain harta benda itu pada hakikatnya merupakan titipan dari Allah SWT. Sebab, Dialah Yang Mahamemiliki. Maka dari itu, seorang insan harus memanfaatkan harta bendanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Ketika Nabi Muhammad saw tengah menderita sakit dan menjelang ajalnya, beliau hanya memiliki uang tujuh dinar. Khawatir kalau sampai meninggal dunia uang tersebut masih berada di tangannya, Nabi SAW pun menyuruh menyedekahkan seluruh uang itu kepada fakir miskin. ''Bagaimana nantinya jawab Muhammad kepada Tuhannya, sekiranya ia menghadap Allah sedangkan uang itu masih ada di tangannya,'' kata beliau. Demikianlah, Rasulullah saw pergi meninggalkan dunia fana ini menghadap Allah SWT tanpa meninggalkan uang sepeser pun. Nabi SAW tidak meninggalkan sesuatu harta benda kepada siapa pun, termasuk kepada keluarganya. Sekalipun demikian, Nabi secara cemerlang telah meninggalkan suri teladan dan contoh kehidupan yang indah. "Sesungguhnya pada diri Rasululllah itu suri teladan yang baik bagimu" QS Al-Ahzab 121. Ya, beliau hidupnya sangat bersahaja dan tidak terlalu merisaukan harta benda. Aisyah pernah berkata, ''Kiranya tuan makan hanya sekadarnya kenyang saja.'' Menjawab istrinya ini Nabi berkata, ''Wahai Aisyah! Buat apa dunia ini bagiku. Para rekanku, rasul-rasul ulul azmi telah bertahan atas hal-hal yang lebih berat dari yang aku rasakan. Aku malu, kalau sampai aku menghadap Tuhanku akan tak mencapai martabat seperti mereka." Sebagai pemimpin, beliau ingin memberikan contoh kepada para pemimpin lainnya agar selalu mendahulukan kepentingan rakyat katimbang diri dan keluarganya. Karenanya, Nabi pernah menolak permohonan putri tercintanya, Fatimah, yang menginginkan seorang pembantu di kediamannya yang berasal dari tawanan perang. Nabi menganggap masih ada orang lain yang lebih membutuhkannya. sumber Hikmah Republika oleh Alwi Shahab Sesungguhnyaharta itu hanya amanah Allah. Sebagai kepemilikan yang dipinjamkan sementara kepada manusia sebagai kebutuhan untuk menjalani hidup di du Sehingga dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Kampak seorang tukang kayu menjadi alasan penundaan masuk surga selama 40 tahun karena belum ada kejelasan mengenai dari mana asal kapak tersebut
“Biar kita kehilangan sesuatu karena Allah, asal kita tidak kehilangan Allah karena sesuatu”.Itulah kalimat bijak dan penuh hikmah. Penuh makna dan bisa menjadi renungan kita. Momentum buat kita introspeksi diri. Agar kita senantias berdoa untuk yang terbaik, berpikir lebih positif dari hari ini. Lalu, pasrah sambil tetap istiqomah di jalan Allah SWT. Karena apalagi yang bisa kita perbuat, selain ikhtiar dan berserah kepada-Nya. Anda, saya, kita dan yang ada di sekitar kita, HANYA titipan Allah …Cobaan dan ujian bisa datang kapan saja, tanpa kita minta tanpa bisa ditolak. Musibah bisa silih berganti datangnya, apalagi kalau bukan untuk menguatkan kita. Senang dan bahagia, bisa datang untuk menghibur kita kkarean tidak ada duka yang di dekat kita, akan dan bisa datang silih berganti. Siang akan berganti malam, duka berganti suka, sesal berganti bahagia, dan seterusnya. Semua ada dalam hidup kita dan sudah menjadi suratan Takdir-Nya …Apa artinya untuk kita?Artinya, di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Hanya Allah SWT yang abadi. Semuanya titipan Allah. Segala yang kita miliki terlalu mudah untuk lepas dari genggaman. Cepat atau lambat, orang-orang yang kita cintai, harta kekayaan dan segala yang kita miliki tiba-tiba akan berkurang atau pernah kita sangka, tiba-tiba salah satu anggota keluarga yang kita cintai meninggal dunia. Apalagi pangkat dan jabatan yang kita sandang, terlalu mudah untuk hilang. Itulah misteri hidup dan dapat menimpa siapa hanya titipan Allah. Termasuk anak, istri, suami kita. Begitu pula harta, pangkat dan jabatan. Sekadar titipan sekaligus amanah untuk kita. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya titipan Allah. Tinggal kita mau merenunginya atau tidak?Ya, hanya titipan Allah. Seperti yang sehari-hari dialami tukang parkir. Di lahan parkir, berbagai merek mobil atau motor datang menghampirinya. Dari yang mahal hingga yang murah. Dari yang masih mulus sampai yang sudah penyok. Sesaat saja, tukang parkir bisa menguasai puluhan atau ratusan kendaraan. Ingat, untuk beberapa saat itu, ketika sore tiba, ketika malam datang. Semua kendaraan pergi dan diambil kembali oleh pemiliknya. Si tukang parker tak punya apa-apa, sendiri lagi. Sepi tiada yang dipunya. Karena semua hanya “titipan” hebatnya, si tukang parkir tak pernah mengeluh. Tugasnya menjaa saat dia punya, dan membiarkkan yang dijaganya pergi. Karena semua hanya titipan. Si tukang parkir tak pernah berat hati saat kendaraan-kendaraan itu diambil kembali oleh pemiliknya. Dia tidak pernah menolak. Atau protes sekalipun kepada sang pemilik. Karena si tukang parkir sadar. Ia mengerti, semua kendaraan itu hanya titipan. Sekali lagi, hanyalah titipan !Dulu, saat kita lahir, tidak sehelai benangpun kita bawa. Kita memang bukan siapa-siapa. Tak mampu melakukan apapun selain menangis. Mengucurkan air Allah menitipkan rezeki-Nya kepada kita. Melalui air susu Ibu, energi kita tercukupi dan bisa bertahan hidup. Allah berikan pakaian, selimut, minyak kayu putih, air, dan sebagainya. Kebutuhan kita menjadi terpenuhi. Hingga akhirnya, kita bisa sebesar ini, semampu sekarang. Tidak lain, itu semua karena kemurahan cukupkah? Belum. Allah masih karuniakan kita lagi berbagai perhiasan dunia. Kita diberi pasangan dan anak-anak. Harta yang cukup atau melimpah. Kita dititipkan pangkat, jabatan, juga nama baik di mata manusia lainnya. Sekali lagi, itu semua berkat kemurahan lagi, kita makin sadar setiap apa yang kita miliki adalah titipan Allah. Sepatutnya, sebagai pihak yang dititipi kita harus menjaga titipan dengan amanah. Walau kita tahu, tidak sedikit manusia yang menyia-nyiakan titipan Allah. Karena masih ada orang tua yang menelantarkan anaknya. Masih ada orang kaya yang bersuka ria dalam kemaksiatan. Masih banyak dari kita yang berfoya-foya dalam kecukupannya …Asal kita eling saja. Sungguh, semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Pasangan hidup adalah titipan, bimbinglah di jalan Allah. Anak-anak adalah titipan, didiklah di jalan Allah. Harta juga titipan, gunakanlah untuk kebaikan di jalan Allah. Pangkat atau jabatan adalah titipan, embanlah dengan amanah, jujur dan bertanggung jawab. Agar semuanya menjadi ibadah yang kita miliki adalah titipan Allah. Tak perlu tinggi hati. Tak perlu sombong. Anak-anak yang lucu dan pintar. Pasangan yang berparas indah. Rumah yang megah. Pangkat atau jabatan tinggi. Harta kekayaan yang berlimpah. Semua itu adalah titipan. Semua itu amanah agar kita mampu mengelolanya untuk menggapai ridho Allah. Amanah untuk merengkuh jalan keselamatan, bukan jalan ini bisa jadi pelajaran berharga. Tentang, semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Sehingga, jangan ada lagi ucapan dari mulut kita, Ya Allah, kenapa harus aku yang diuji? Mengapa Engkau tidak kabulkan doaku?. Semoga kita tidak termasuk golongan yang berprasangka buruk pada ketetapan Allah. Tidak menyalahkan siapapun. Tapi tetap sabar dan istiqomah menjalani adalah keniscayaan terhadap sunnah Allah. Bergantinya tahun, berpindahnya satu waktu ke waktu yang lain merupakan evolusi masalah demi masalah, ujian demi ujian. Maka kita, dalam keadaan apapun, berkenan atau tidak berkenan, senang atau tidak senang, kita harus tetap cinta kepada Allah. Allah adalah pemilik semesta alam, termasuk pemilik memang penuh warna-warni, Ada suka, ada duka. Ada tawa, ada tangis. Tidak satu pun manusia di dunia ini yang merasa bahagia melulu tanpa sedih. Tak ada juga orang yang sedih melulu tanpa ada bahagia. Itu sudah menjadi hukum Allah. Dan setiap kita sudah punya episode kehidupan masing-masing. Jadi, persoalan bukan terletak pada masalahnya, tapi pada sikap kita terhadap suatu pepatah, bila air di gelas tumpah, biarkan pikiran dan hati tak tenggelam dalam kesedihan yang berlarut. Karena semua terjadi sesuai dengan ketetapan Allah. Kita perlu kuatkan pikiran dan hati. Agar kita lebih sabar dan selalu ikhtiar di jalan Allah. Sebagai hamba-Nya, apa yang menjadi jatah kita pasti Allah berikan. Tapi apa yang memang bukan jatah kita, Allah pasti tidak akan berikan. Meski ia nyaris menghampiri kita, mati-matian kita mengusahakannya, percayalah ia tidak akan bisa kita miliki jika memang bukan jatah setiap persoalan hidup patut kita sikapi dengan baik. Kita semua butuh pikiran, mental, dan hati yang luas. Hati yang jembar untuk mengalahkan samudera persoalan hidup di dunia. Memang, seolah kamuflase. Tapi, kita patut merenungkannya. Sambil mempelajari sikap yang mungkin terlalu sering kita lupakan selama hidup. Apa itu?1. Hati yang selalu siap dalam menerima apapaun yang terjadi. 2. Tetap ikhlas jika apapaun sudah terjadi. 3. Tak perlu berptus asa, apalagi mengeluh. 4. Tetap introspeksi diri. 5. Bersandar hanya kepada tak perlu bersandar ke selain Allah. Agar tak takut sandarannya hilang. Istri yang bersandar kepada suami, takut kehilangan suaminya. Karyawan yang bersandar kepada kantor, takut kehilangan saya, buat sahabat, mari tanamkan dalam hati dan pikiran kita, lalu katakan, “Semua hanya titipan Allah.” Biar kita kehilangan sesuatu karena Allah, asal kita tidak kehilangan Allah karena sesuatu. YukEling
Kadangorang berucap "kalau semua yang terjadi adalah takdir ALLAH, kenapa harus sibuk ikthiar, duduk manis saja menunggu takdir" inilah pasrah, kira-kira apa yang akan kita dapat ketika kita hanya pasrah tanpa ikhtiar? satu lagi yang perlu diingat takdir ALLAH adalah akhir dari ikhtiar, dimana ikthiar dulu baru takdir.
Dalamsebuah hadits disebutkan bahwa "Innalah jamilun yuhibbul jamal" (Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan menyukai keindahan). Kecantikan yang kita miliki ini hanya titipan Allah, akan tiba masanya kecantikan tersebut diambil kembali oleh dzat yang maha menciptakan kecantikan itu. Karena yang akan menilai semua kecantikan yang VIVAâ Semua yang kita miliki, cantik harta benda, jabatan pekerjaan had keluarga baik pasangan dan anak-anak yang kita kasihi adalah titipan Allah SWT. Suatu saat barangkali kapan, bagaimana dan dimana, semua itu akan kembali pada Tuhan SWT begitupun kita sendiri. Sehingga saat kehilangan itu hadir, saat ternyata suatu parak yang tidak kita ingin terjadi, maka bertakwalah, kuatkan iman, diri

Karenaharta dan jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT. Itu sebabnya maka Al-Qur'an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:

MD4lN.
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/205
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/35
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/19
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/144
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/310
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/7
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/28
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/51
  • z1d7w4bkoc.pages.dev/289
  • hadits semua hanya titipan allah